Sabtu, 03 Juli 2010

mungkin,kini kita tengah mencintai apa yang dulu kita benci..

Saudaraku, Allah adalah Maha pembolak-balik hati. Kita tentunya mengharapkan supaya kita tetap bisa “menghadapkan” diri dan hati kita kepada Allah swt.. memohon supaya hati ini tetap ada di jalan yang diridhai-Nya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw. menganjurkan supaya kita berdoa kepada Allah memohon ketetapan hati untuk tetap di jalanNya (Islam).
Ada sebuah contoh bahwa tidak sedikit beberapa pasangan yang sudah menikah, ternyata mereka menikahi orang yang dulu dibencinya. Inilah yang disebut anugrah atau rasa mawaddah yang Allah berikan kepada jodonhya tersebut. Misalkan, seorang perempuan yang menikah dengan seorang lelaki yang dulu sangat dibencinya, namun karena itu jodohnya yang Allah kehendaki, maka Allah membalikkan hati perempuan itu menjadi menyukai dan mencintainya. Sekali lagi, ini adalah anugrah-mawaddah-dari Allah swt..
Kita tentunya sudah mengetahui cerita-cerita sahabat Nabi Saw. Yang sebelum masuk Islam, mereka sangat membeci Islam, namun setelah mendapat hidayah Allah swt. Mereka justru menjadi pendamping Rasulullah saw. dalam memperjuangkan dan menyebarluaskan tegaknya Islam di muka bumi ini. Yang pertama adalah Umar bin Khattab. Dahulu, sebelum masuk Islam, ia dikenal dengan orang yang sangat kuat dan jahat. Waktu itu belum ada yang bisa mengalahkannya. Dan dulu, Umar bin Khattab merupakan salah satu orang yang paling membenci kepada Islam. Suatu ketika, Umar bin Khattab menantang kepada penduduk Mekkah, untuk bertanding dengannya. Namun tidak ada seorangpun yang berani melawannya. Lalu, muncullah Rasulullah Muhammad Saw. yang berani menantangnya. Sebelum tanding, nabi Saw. dan Umar mengadakan perjanjian, jika Umar bin Khattab kalah, maka ia harus masuk Islam. Jika Nabi saw. kalah, maka Rasulullah akan mengikuti apa yang diminta Umar bin Khattab..
Saat bertanding, penduduk Mekkah terheran-heran yang luar biasa, karena Umar bin Khattab kalah oelh Rasulullah saw. hanya dalam satu atau beberapa pukulan yang langsung menumbangkan Umar. Sesuai kesepakatan, akhirnya melalui hidayah Allah swt., Umar bin Khattab pun masuk Islam. Dalam perjalannya, Umar bin Khattab dijadikan tameng oleh Rasulullah saw. dan umat Islam terhadap musuh-musuh Quraisy yang menyerang, dan Umar bin Khattab pun mulai mencintai Islam dan Nabi Muhammad Saw..
Begitulah Cerita Umar, yang dahulunya ia sangat membenci Islam, kemudian atas hidayah yang Allah turunkan kepadanya, Umar masuk Islam dan mencintainya. Salah satu jasa Umar bin Khattab dalam memperjuangkan Islam adalah keberaniannya serta mengusulkan supaya dakwah dan penyebaran Islam ini dilakukan secara terbuka yang asalnya sembunyi-sembunyi karena takut musuh menyerang. Dan dari sanalah Islam berkembang cepat di negeri Mekkah. Sekali lagi saudaraku, inilah bukti kecintaan yang amat besar yang ditunjukkan Umar bin Khattab yang sebelumnya membenci sekali kepada Islam.
Satu sahabat lagi yang diceritakan dahulunya sangat membenci Islam, namun setelah mendapat hidayah Allah swt., ia menjadi panglima Islam yang paling ditakuti oleh musuh-musuhnya. Khalid bin Walid, ya kita juga sudah mengetahui salah satu sahabat Nabi Saw. ini. Ia, sebelum masuk Islam, adalah panglima perang kaum jahiliyah yang memusuhi dan memerangi Islam. Ia belum pernah terkalahkan oleh siapapun. Namun, lagi-lagi berkat hidayah Allah swt. Akhirnya ia pun masuk Islam dan menjadi panglima pasukan kaum Muslimin dalam menghadapi peperangan dengan kaum jahiliyah yang memusuhi Islam.
Dari contoh dan cerita sahabat itu, kita dapat mengambil hikmahnya bahwa suatu saat kita akan mencintai apa-apa yang sekarang kita benci. Namun, hal itu membutuhkan sesuatu yang akan membalikkannya. Seperti halnya pasangan suami-istri yang dahulu saling membenci, padahal sekarang mereka akur dalam sebuah bingkai pernikahan, karena Allah menurunkan mawwaddah (rasa cinta) kepda pasangannya tersebut. Begitu pula kepada dua sahabat Nabi saw. pada cerita di atas, mereka yang dahulu membenci Islam, setelah mendapat hidayah mereka begitu mencintai Islam yang ditunjukkan dengan kiprah-kiprahnya membela Islam dengan cara yang mereka bisa.
Kita pun dalam kehidupan sehari-hari, lebih khusus kepada amalan yaumiyah, mungkin pernah merasakan kebencian -kemalasan- beribadah dengan taat kepada perintah Allah swt. Misalkan, menunaikan shalat tahajud, karena kita malas maka kita memilih untuk terlelap tidur, bagi ikhwan shalat subuh berjamaah di masjid yang dirasakan berat karena masih ngantuk; dan amalan yaumiyah yang lainnya. Inilah benih-benih kebencian yang diawali dengan sikap malas. Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan taufiknya kepada kita semua agar dihindarkan dari sifat malas dan benci kepada perintah-perintah yang sudah Allah tetapkan. Kita juga memohon agar Allah senantiasa memberikan rasa kecintaan yang tinggi kepada kita untuk lebih taat menunaikan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Amien…
*Berbahagialah bagi orang-orang yang sedang merasakan cinta (kepada ketaatan pada Allah) yang dahulu dibencinya..
sumber: majalah Tarbawi-8maret2010-,dan lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar